![]() |
foto:motorsport |
Mantan pembalap MotoGP, Randy Mamola menulis seputar peta pertarungan di musim depan di MotoGP. Maverick Vinales dengan kecepatannya di tes pertama dengan Yamaha. Lorenzo yang juga bisa mengalahkan rekan satu timnya. Tak ketinggalan Andrea Iannone yang tak kalah cepat dari Ducati. Mamola mencoba menganalisa dengan bermodal hasil tes Valencia.
1. Senyum Lorenzo di Ducati
Debut Lorenzo dengan Ducati menjadi pembicaraan utama selama tes, dan
dia tidak kecewa. Dari momen ketika pintu garasi dibuka, kami melihat
wajah Lorenzo dengan senyum lebar daripada saat dia di Yamaha.
Banyak orang berpikir kesan pertama dia usai tes dengan Desmosedici
GP akan menjadi semacam syok. Karena dia tidak diperbolehkan untuk
berbicara dan kami tidak ingin berspekulasi, kami hanya bisa katakan
dari kesan yang didapat, dan bahwa sangat positif.
Saya berada di trek untuk mengamatinya, dan itu adalah Jorge, dengan
gayanya, yang mengendarai motor dengan caranya sendiri. Benar bahwa pada
tes hari kedua dia terpaut 0,7 detik dari pembalap tercepat, gap yang
signifikan pada trek pendek seperti Valencia, tapi kita juga harus tetap
ingat bahwa itu merupakan run pertamanya.
2. Vinales: sangat cepat
Vinales telah meninggalkan Suzuki untuk mengisi posisi kosong Lorenzo
di Yamaha, di mana masih merupakan versi peningkatan dari motor yang
dikendarainya selama dua tahun terakhir. Kita dapat mengatakan bahwa
kedua motor (Suzuki dan Yamaha) berbagi DNA yang sama, tapi Yamaha
sedikit lebih baik.
Pada Selasa, hari pertamanya, Vinales melebih-lebihkan pergerakannya
di YZR-M1. Tapi pada Rabu, dia mengontrol agresivitas yang merupakan
bagian dari karakternya.
Untuk menghadapi tantangan baru ini, Vinales akan memiliki Ramon
Forcada (Crew Chief) di sampingnya, sosok engineer asal Spanyol yang
sangat berpengalaman dan akan banyak membantunya.
Vinales tidak berhenti tumbuh dengan GSX-RR, dan begitu dia
mendapatkan Yamaha, dia sangat cepat, menunjukkan bahwa dia bisa
beradaptasi secara sempurna dengan motor. Saya pikir, saya tidak salah
jika mengatakan bahwa dia akan mampu menantang Valentino Rossi dan Marc
Marquez mulai dari awal.
3. Iannone menjadi sorotan di Suzuki
Selama dua musim terakhir, baik Vinales dan Aleix Espargaro
mengendarai Suzuki sangat agresif, tapi mungkin tidak seperti Andrea
Iannone di Ducati. Itulah mengapa saya tidak terkejut sama sekali bahwa
dia langsung tampil kencang di atas motor GSX-RR.
Kedatangan Iannone di pabrikan Jepang ini sangat positif, karena dia
seseorang yang tahu bagaimana untuk memenangi balapan. Akankah dia mampu
untuk beradaptasi pada perannya sebagai pemimpin yang dibutuhkan tim?
Mungkin hanya Ducati yang dapat menjawab pertanyaan itu sekarang. Saya
punya keraguan tentang hal itu, tapi saya benar-benar yakin bahwa
Iannone mampu mengambil batas apa pun yang dia butuhkan untuk menguji
coba.
Selain itu, dia mewarisi motor yang sangat baik. Saya akan senang
tidak turun hujan saat balapan di Malaysia, karena saya yakin Vinales
akan bertarung untuk kemenangan di sana.
Iannone adalah salah satu, katakanlah, pembalap paling energik di
grid. Pertarungan dengan Rossi pada Minggu lalu merupakan tontonan
menyenangkan dan ada alasan mengapa mereka memanggilnya ‘The Maniac’.
4. Rossi dan musuh barunya
Jika ada satu hal yang saya yakini, Rossi telah mengetahui bahwa dia
akan memiliki banyak pekerjaan untuk mengalahkan Vinales. Namun,
sikapnya mungkin akan berbeda dari beberapa tahun lalu, ketika Lorenzo
mulai menantangnya dan berakhir dengan mengalahkannya. Sekarang dia tahu
apa rasanya ketika itu terjadi dan dia dapat mempersiapkannya.
Pada saat yang sama, dia orang yang sangat cerdas dan mendominasi
semua skenario psikologis, dan kita tidak boleh lupa bahwa Valencia
hanya tes. Jika Maverick lebih cepat dari dia, Rossi akan melakukan
segalanya untuk mengubah situasi di sekitar, tapi dia juga akan
menerimanya.
Tapi pada saat yang sama pula, saya bertaruh bahwa dalam enam bulan
ini, hubungan bahagia antara dia dan Vinales akan memburuk. Kita telah
melihat Rossi mengatakan dalam beberapa balapan bahwa dia tidak cukup
cepat, dan itu berarti dia bisa menerima ketika pembalap lain lebih
kencang dari dia dan mengalahkannya.
Karena itu, saya pikir Rossi akan berada di depan dan akan memenangi
balapan. Dan sekarang saya akan menyoroti sekali lagi tingkat daya
saingnya dan laparnya dia pada usia 37 tahun. Saya pikir banyak orang
tidak sadar bagaimana beruntungnya kita bahwa dia masih balapan, dan
banyak yang baru akan menyadarinya ketika dia akhirnya memutuskan untuk
pensiun.
5. Teori Big Bang Honda
Satu hal yang membuat penasaran tentang Marquez dan Rossi adalah
bahwa mereka berdua menuntut hal sama dari tim: akselerasi yang lebih
baik dari mesin. Pada saat ini, solusi dari Honda tidak cukup baik untuk
Marquez, dan itu berlaku sama bagi Rossi.
Selama musim ini, Marquez harus menutupi defisit akselerasi dari
motornya saat mengerem dan ketika masuk ke tikungan. Itu membuat dia
kehilangan (grip) bagian depan dan kadang-kadang terjatuh. Dia tidak
suka balapan dengan cara konservatif, tapi dia telah dipaksa untuk
melakukannya beberapa kali, yang sekaligus menunjukkan kedewasaan dan
kemampuannya dalam beradaptasi.
Itu bukan berarti dia tidak menyukainya. Apa yang dia inginkan adalah
untuk mengerem atau masuk ke tikungan dengan agresivitas sama,
sementara pada saat yang sama mampu bersaing dengan pembalap lain saat
berakselerasi.
Dari apa yang saya dapat dengar di trek, saya akan katakan mesin
Honda sekarang adalah Big Bang (pengapian dua silinder pada waktu
bersamaan). Dan itu hanya akan berarti, bahwa Honda mempertimbangkan ini
cara terbaik untuk memberikan pembalap bintangnya power unit yang
terbaik mungkin.
sumber:motorsport
Tidak ada komentar:
Write Comment